Friday, December 9, 2016

Bait-bait Peneguh Jiwa#5

Oleh: Shakti Jannada Sukmaseta

🌹 *Bait-bait Peneguh Jiwa#5* 🌹
_28 Safar 1438H_

*Telunjuk yang Bersyahadat*
_"Setelah saya menyaksikan penangkapan setiap orang yang membaca *buku ini*, saya pergi mencarinya lalu membacanya. Saya dapatkan pandangan yang sangat bernilai tinggi sehingga berhak mendapatkan pujian."_( *Yvonne Ridley*,jurnalis senior Inggris _Sunday Express_)

_" *Sebuah buku* yang *dibayar mahal* oleh penulisnya *dengan mati di jalan Allah*"_ ( *Syaikh Abdullah bin Al-Hasan al-Quud*; anggota komisi fatwa _Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta_ Arab Saudi)

_" *Buku ini* memberi semangat yg tinggi untuk berjuang membela Islam."_ ( *Adian Husaini*, cendekiawan islam, MUI)

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Ulama, Dai, serta para penyeru Islam yang mempersembahkan nyawanya di jalan Allah, atas dasar ikhlas kepadaNya, senantiasa ditempatkan Allah sangat tinggi dan mulia di hati segenap manusia.

Diantara dai dan penyeru Islam itu adalah syuhada ( _InsyaAllah_) *Sayyid Quthb*. Bahkan eksekusi matinya yang dilakukan dengan cara digantung, memberikan kesan mendalam dan menggetarkan bagi siapa saja yang mengenal beliau. Diantara mereka yang begitu tergetar dengan sosok mulia ini adalah dua orang polisi yang menyaksikan eksekusi matinya (di tahun 1966)

Salahseorang polisi itu mengetengahkan kisahnya kepada kita:

Ada banyak peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, lalu peristiwa itu menghantam kami dan mengubah total kehidupan kami.

Di penjara militer pada saat itu, setiap malam kami menerima orang atau sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda.
Setiap orang-orang itu tiba, atasan kami menyampaikan bahwa orang-orang itu adalah *pengkhianat negara* yang tlah bekerja sama dengan *agen Zionis Yahudi*.
Karena itu dengan cara apapun kami harus bisa mengorek rahasia dari mereka.
Kami harus dapat *membuat mereka membuka mulut* dengan cara apapun, *meski itu harus dengan menimpakan siksa keji* kepada mereka.

Jika tubuh mereka penuh dengan berbagai luka akibat pukulan, cambukan, itu sesuatu *pemandangan harian yang biasa.*
Kami melaksanakan tugaa itu dengan satu keyakinan kuat bahwa kami telah melaksanakan tugas mulia: *menyelamatkan negara dari para pengkhianat keji yang tlah bekerjasama dengan Yahudi hina*

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Begitulah, hingga kami menyaksikan berbagai peristiwa yang tidak dapat kami mengerti.
Kami menyaksikan *para pengkhianat* ini senantiasa menjaga shalat mereka, bahkan senantiasa berusaha menjaga dengan teguh _qiyamullail_ setiap malam, dalam keadaan apapun.
*Ketika ayunan pukulan dan cabikan cambuk memecah daging mereka, mereka tidak berhenti untuk mengingat Allah.* Lisan mereka senantiasa berdzikir walau tengah menghadapi siksa berat.

Beberapa diantara mereka berpulang menghadap Allah, sementara ayunan cambuk tengah mendera tubuh mereka, atau ketika sekawanan anjing lapar merobek daging punggung mereka. Tetapi dalam kondisi semacam itu, mereka menghadapi maut dengan senyum di bibir, dan lisan yang selalu basah mengingat Allah.

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Perlahan kami mulai ragu, apakah benar orang-orang ini adalah sekawanan _'penjahat keji'_ dan _'pengkhianat'_ ?
Bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agama adalah orang yang berkolaborasi dengan musuh Allah?

Maka kami, aku dan temanku yang sama-sama bertugas di kepolisian ini, secara rahasia menyepakati, untuk sedapat mungkin berusaha tidak menyakiti orang-orang ini, serta memberikan mereka bantuan apasaja yang dapat kami lakukan.

Dengan izin Allah, tugas saya di penjara militer tersebut tidak berlangsung lama.
Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel dimana di dalamnya dipenjara seseorang.
Kami diberitahu bahwa *orang ini adalah yang paling berbahaya* dari kumpulan pengkhianat itu.
Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka.
Namanya *Sayyid Quthb*.

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke Pengadilan Militer ketika ia akan disidangkan.
Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya, ia harus dieksekusi mati dengan cara digantung.

Malam itu seorang _Syeikh_ dibawa menemuinya, untuk men-talqin dan mengingatkannya kepada Allah, sebelum dieksekusi.

Syeikh itu berkata,
_"Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaaha illallah"_
Sayyid Quthb hanya tersenyum lalu berkata,
_"Sampai juga engkau wahai syeikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini?_
_Ketahuilah, *kami* mati dan mengorbankan diri demi membela dan *meninggikan kalimat Laa ilaaha illallah*, sementara *engkau mencari makan dengan Laa ilaaha illallah"*_

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Dini hari esoknya,
kami,aku dan temanku, menuntun tangannya dan membawanya ke sebuah mobil tertutup, dimana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi.
Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.

Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentara menempati posisi dengan senjata siap.
Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantungan untuk setiap tahanan.
Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher beliau dan para tahanan lain.
Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi.

Di tengah suasana maut yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan.
Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka,
*masing-masing saling bertausiyah kepada saudaranya untuk tetap teguh dan sabar, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di Surga, bersama dengan Rasulullah tercinta dan Sahabat.*
Tausiyah ini kemudian diakhiri dg pekikan:
*ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAMD*
Aku tergetar mendengarnya....

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang.
Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.

Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Quthb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka.
Perwira itu menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar,
_"Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan mebawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih._
_Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman2 anda diampuni"_

Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata:
_"Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja... 'Aku bersalah dan aku minta maaf' ..."_

(Hal serupa pernah terjadi ketika *Sayyid Quthb* dipenjara, lalu datanglah saudarinya Aminah Quthb sembari membawa pesan dari rezim penguasa mesir, meminta agar Sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada _Presiden Jamal Abdul Nasser_ , maka ia akan diampuni.
Sayyid Quthb mengucapkan kata-katanya yang terkenal,
*_"Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keEsaan Allah dalam setiap Shalat, menolak menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada Rezim Thaghut..."_*)

🌹🇪🇬🌹🇪🇬🌹🇪🇬

Sayyid Quthb menatap perwira itu dengan matanya yang bening.
Satu senyum tersungging di bibirnya.
Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata,
_*"Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan akhirat yang abadi"*_

Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam,
_"Tetapi Sayyid, itu artinya kematian...."_

Sayyid Quthb berkata dengan tenang,
_*"Selamat datang kematian di jalan Allah.... Sungguh Allah Mahabesar!"*_

Aku menyaksikan seluruh episode ini dan tidak mampu berkata apa-apa.
Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan.
Dialog itu tak dilanjutkan, dan Sang Perwira memberi tanda eksekusi untk dilanjutkan.

Segera, para eksekutor menekan tuas, dan tubuh Sayyid Quthb beserta kawan2nya akan menggantung.
Lisan semua mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selamanya....
Mereka mengucapkan: _*LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH...*_

Sejak hari itu,
aku berjanji kepada diriku sendiri untuk bertobat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hambaNya yang saleh.
Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku didalam iman hingga akhir hayatku.

Kisah dikutip dari:
Buku *_Ma'alim fi Ath-Thariq_* karya _Sayyid Quthb_ ( halaman 7-12)

🍃🍂🍃🍂🍃🍂
#RimbawanMuslim
#TeguhdanSabar
#DidalamKetaatan
Share:

0 comments:

Post a Comment