Friday, December 9, 2016

Bait-bait Peneguh Jiwa #9

Oleh: Shakti Jannada Sukmaseta

πŸ‘ΆπŸ» *Bait-bait Peneguh Jiwa #9* πŸ‘ΆπŸ»
_10 Rabiul Awwal 1438H_

*Lisan mungilnya berucap : ALLAH!*
Senja yg bersahabat.  Tiada rintik hujan yg menggigilkan dedaunan.
Dedaunan sesekali bergesekan berkat tiupan angin senja.
Rona merah mulai nampak pada kaki langit, membiaskan sisa sinar mentari yg hampir sirna.
Warna yg begitu lembut.
Nampaknya malaikat penjaga langit sedang ingin mengabarkan pada manusia bahwa waktu maghrib tlah tiba.

Santri terakhir pun tlah menyelesaikan bacaan Iqro'nya, Sesaat setelah adzan selesai dikumandangkan.
Kuliah jam di sebelah tangan kiriku, rupanya sudah jam setengah enam lebih.

Tpa pun kami akhiri. Masing-masing santri mulai mengambil air wudlu, meski harus diingatkan dua kali.
Nampaknya *bermain* tlah mjd *tabiat alamiah anak*, wudlu saja masih saling mencipratkan air ke muka tmannya.

Diantara mereka ada satu anak yg blm wudlu.
Umurnya sekitar 5 tahun lebih sedikit.
Ia masih sibuk menatap langit sambil pegangan dinding, dinding yg membatasi masjid tempat kami ngajar tpa dengan kolam ikan.
Wajahnya tengadah ke langit.
Saat kudekati, seperti tahu akan di tanya dia pun mengucapkan satu kata seolah ingin menjelaskan aktifitas apa yg tengah dia kerjakan.
_"Bulan!"_,
demikian ucapnya sambil menunjukkan jari kecilnya ke langit.
Oo..ternyata dia sedang mengamati bulan.
_"Ayo wudlu pandu trus solat"_
Dia menggeleng.

Aku berusaha berdiplomasi dengannya.
Lalu kuberi dia pertanyaan, _"Pandu, siapa yg menciptakan bulan?"_
Lisan mungilnya berucap, _*"Allah!"*_
_"Kalau yg menciptakan matahari siapa?"_
Ia menjawab lagi,
*_"Allah!"_*
_"Kalau yg menciptakan Pandu siapa?"_
*_"Allah!"_*
_"Pandu, kalau kita sholat itu untuk siapa?"_
*_"Allah!"_*
Setelah pertanyaan tersebut kuajukan kini saatnya masuk ke substansi diplomasi.
_"Pandu yuk segera wudlu trus solat untuk Allah.."_
Aku pikir aku akan berhasil namun jawabannya diluar dugaan..
*"Moh!"*, katanya sambil menggeleng.
Lalu dia ngacir meninggalkanku..
Kaki kecilnya berlari menuju rumahnya yg di belakang masjid.
*_"Baiklah, aku gagal kali ini"_*, batinku sambil tersenyum melihat polah anak itu.
Aku masuk masjid untk tunaikan shalat maghrib setelah gagal dalam upaya diplomasi dengan anak usia 5 thn.

🌳🐿🌳🐿🌳🐿

Selepas menunaikan sholat maghrib, aku menyapa seorang santri perempuan.
_"Aida, jadi latihan ndak?"_
_"Jadi mas."_
_"Mau sama aku apa mbak husna aja?"_
_"Sama mas aja"_
_"Yaudah, ayo ambil Quran"_
Namun tak berapa lama, ia meralat jawabannya.
_"Eh,sama mbak husna aja mas"_
_"Yaudah ndak papa, segera ambil Qur'an aida"_
Tak berapa lama dia pun mengambil Quran, dan duduk mengaji disimak kawan saya.
Terdengar lantunan suaranya membaca surah Al-Mursalat.
Surah ke-77 yg sangat dia gemari krn sudah menguasai nadanya.
Aku mendengar suaranya dari dalam, sementara dia dan kawanku mengaji di selasar masjid.

Aida sengaja minta dilatih karena dia hendak tampil di acara pengajian yg diadakan takmir masjid tmpat kami ngajar tpa.
Dia dipersilahkan memilih surat yg dia suka.
Anak kelas 4 SD itu masih iqro', tpi semangat baca Quran..khususnya surah Al-Mursalat yg sudah agak dia hafal.
Barangkali guru SDIT nya sering memurajaah surah itu.

Tak berapa lama kemudian, ayat ke 50 Surah Al-Mursalat tlah selesai dia baca.
Ayat 50 yg artinya,
_"Maka kepada perkataan apakah selain Al Quran ini mereka akan beriman?"_
Tman sy tlah pulang,dan ia tengah beres2.
Mengembalikan Quran ketempat semula ia mengambil

Kuliat jam masjid waktu baru menunjukkan 18.37.
Lalu kutahan sejenak dirinya, tiba-tiba aku penasaran dan mengajukan pertanyaan kepadanya..
_"Aida, kalau kamu baca Qur'an trus suaramu didengar orang-orang seneng ndak?"_
Saya yakin jawabannya akan *ya*, tpi ternyata diluar dugaan
*_"Nggak"_*, demikianlah jawabannya..

Aku pun penasaran lalu bertanya lagi,
_"Kenapa Aida?"_
_"Aku pengen yang ndenger Allah aja"_, katanya sambil menyunggingkan senyum dr bibir kecilnya.

*MasyaAllah...*
Terlepas jawabannya serius atau cuma bercanda tpi sy tetap merasa kagum.
Demikianlah anak-anak yg disebut _Qurrata a'yun_(menyenangkan hati).
Darinya nampak fitrah iman yg masih bersih.

🌳🐿🌳🐿🌳🐿

_Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa._
(Al-Furqan : 74)
Kedua murid TPA yg saya kisahkan diatas membuat saya teringat dg ayat itu.
Sungguh, dalam diri anak2 yg bersih fitrahnya akan memancarkan *cahaya ilahiyah*

Kawan-kawan,
Dalam diri kita sejatinya ada pancaran cahaya ilahiyah yg timbul berkat keimanan kita.
Cahaya yg memancar itu akan memunculkan _sakinah_(ketenangan) apabila manusia berada di sekeliling kita.

Jika seorang muslim dengan muslim lainnya sedang merajut ukhuwah islamiyah, sejatinya yg mereka lakukan adalah *saling membagi pancaran cahaya ilahiyah*.

Namun, Jika hari ini hubungan kita dg muslim lainnya terasa *kering akan suasana ukhuwah*,
Mula-mula *tengoklah diri kita sendiri*, barangkali ada dosa-dosa yg menghalangi terpancarnya cahaya ilahiyah dari dalam diri kita.
Jangan pandang remeh nilai ukhuwah kaum muslimin,
Krn *ukhuwah adalah konsekuensi dr iman.*
_Tatkala ukhuwah sirna, adakah tersisa iman dalam dada kita?_
Allahu a'lam.

🌳🐿🌳🐿🌳🐿

#RimbawanMuslim
#SabarMemperbaikiDiri
#TiadaLelahBersamaKetaatan
Share:

0 comments:

Post a Comment